Mendayagunakan Modal dari Allah
REP | 01 November 2012 | 22:32 Dibaca: 200 Komentar: 0 Nihil
Mungkin sudah kesekian kalinya kita mendengar
pepatah Inggris yang satu ini, “time is money”. Waktu adalah uang,
begitulah artinya. Allah pun telah menjelaskan dengan kalam-Nya yang
suci dalam surat pendek Al-Asr. Demi masa, demi waktu. hal ini
menunjukkan bahwa betapa berharganya waktu dalam hidup ini. Dan, Allah
memerintahkan agar manusia senantiasa beribadah dan mengabdi pada-Nya
setiap saat.
Kita tahu waktu adalah modal yang Allah berikan
merata bagi seluruh makhluk ciptaan-Nya di bumi. Satu hari sama dengan
24 jam = 86400 detik. Allah memberikan 86400 detik pada setiap
hamba-Nya, tidak kurang dan tidak lebih. Bagaimana seorang manusia
dikatakan merugi? Bagaimana pula mereka bisa dikatakan beruntung? Kita
tentu sudah mengetahuinya. Secara hitungan matematis, orang yang merugi
ialah mereka yang kehilangan detik-detik berharga menuju keberhasilan
tersebut. Sedangkan orang yang beruntung adalah mereka yang bisa
memanfaatkan semua modal yang telah Allah tawarkan untuk berbuat baik
sebanyak-banyaknya untuk memperberat timbangan amal kita di akhirat
nanti.
Betapa berharganya waktu sangat dirasakan oleh
beberapa orang. Kita bisa mengetahui betapa berharganya nilai harga
detik pada orang yang mengikuti olimpiade atau orang yang menghindar
dari kecelakaan lalu lintas. Tiap detik yang berjalan sesungguhnya
memiliki 2 kemungkinan, entah akan mengantarkan kita kepada ketaatan
atau keingkaran terhadap perintah-Nya.
Walaupun begitu, masih banyak di antara kita yang
masih lalai dalam mempergunakan modal waktu ini. kebiasaan menunda dan
mengisi waktu kosong berjam-jam di depan televisi juga akan mengurangi
nilai modal kita. Pentingnya menyadari betapa berharganya waktu yang
kita punya adalah penentu kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pernah ada
seorang sufi yang mengatakan bahwa perjalanan kita masih begitu panjang
dan berat. Sudah saatnya kita mempersiapkan bekal sebanyak mungkin untuk
perjalanan ini dengan amalan-amalan harian baik fardu ataupun sunnah,
semoga Allah menerima segala amal di dunia yang pernah kita kerjakan.
Allah pun menyampaikan anjuran-Nya bagi manusia
agar terus berlomba-lomba dalam kebaikan untuk memperoleh pahala. Karena
sebenarnya dunia adalah arena perlombaan, dimana semua muslim bergerak
dan berpacu dengan waktu untuk menebarkan amal-amal terbaiknya sebanyak
mungkin agar ia bisa mengisi perbekalannya nanti. Dan, barangsiapa yang
pandai menyiapkan bekal jauh-jauh hari, ia tidak akan kehausan dan
kelaparan dalam perjalanan nanti.
Dunia juga hanyalah tempat persinggahan dan manusia
hanyalah sebagai musafir yang hanya mampir untuk minum sebentar saja,
lalu melanjutkan kembali perjalanannya. Mengambil sebanyak mungkin
perbekalan di dunia, dan menikmatinya di akhirat adalah kebahagiaan
sejati dan dambaan setiap muslim. Sungguh, bahagianya jika kelak kita
mengetahui dan Allah menghendaki amalan-amalan di dunia diterima
oleh-Nya, suatu kebahagiaan yang tidak dapat tergantikan oleh apapun
jua. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang dimiliki dengan
penuh pertimbangan, mengusahakan mengisi waktu luang dengan beragama
aktivitas yang bermanfaat dan semoga kita semua terlepas dari perbuatan
yang tidak berguna dan tidak termasuk hamba yang merugi.